Selimut Jingga
Sesekali bercengkrama dan saling bercanda.
Dia tampak kegirangan. Dengan aksi menghiburku.
Walau bagiku mungkin tak cukup lucu.
Disamping ku ditemani oleh istri cantik.
Senyum manis selalu menjadi bahan keseharianku.
Manis nan cantik adalah bahan dasar wajah itu.
Sudah kupinang semenjak 2 tahun silam.
Kehidupan kecilku serasa indah.
Berasa cukup walau terlihat biasa.
Gubuk usang ini menjadi saksi perjalanan.
Ditemani dengan selimut alam jingga.
Menghiasi alam yang penuh makna.
Tak pernah berhenti ku ucap syukur.
Selimut jingga yang begitu mempesona alam.
Sebagai bentuk figura alam yang gagah.
Baca Juga : Alun - Alun Kota
Tidak ada komentar:
Posting Komentar